WELCOME TO PANJI PRATAMA'S BLOG

Monday 10 May 2010

STRATEGI SUKSES DALAM BERMUSIK

Industri musik Indonesia telah kembali kepada masa pertumbuhan. Perkembangan Industri ini sempat terhambat akibat meledaknya industri pemalsuan musik di akhir 90an. Meskipun masalah pembajakan belum sepenuhnya selesai, indikasi mengarah kepada potensi pertumbuhan adalah meningkatnta kemampuan kreatif yang baru, penggunaan teknologi dalam proses pembuatan musik dan strategi bisnis yang tepat diantara pelaku industri ini. Hal ini menyebabkan meningkatnya penjualan dan keuntungan perusahaan-perusahaan besar di Indonesia meningkat secara dramatis di awal tahun 2000an. Pada tahun 90an, kita tidak pernah mendengar musik pop yang terjual jutaan keping.

Kemajuan itu sendiri menjadi pertanda yang baik bagi wirausahawan baru yang memiliki minat dan bakat menjadi pengusaha di bidang musik untuk mengejar mimpinya di pasar yang sedang tumbuh ini. Market size industri musik Indonesia mencapai ± Rp 1 trilyun, jika hanya melihat penjualan kaset dan CD saja (Asiri; 2004). Industri entertainmen yang mengikuti pertumbuhan bisnis ini juga memberikan peluang untuk ikut berbisnis di seputar bisnis musik. Contohnya, perusahaan-perusahaan dengan budget pemasaran yang besar, kebanyakan perusahaan dari industri rokok yang sudah semakin sempit pergerakannya, secara konsisten mempromosikan produk-produk, dengan mensponsori event-event musik dan lewat penampilan artis-artis musik pop. Karenanya, pengusaha-pengusaha kecil yang melihat peluang ini, berlomba-lomba mendirikan bisnis untuk melayani permintaan ini. Mereka menciptakan industri kreatif di Indonesia, dan menghasilkan kekayaan kepada mereka yang sukses.

Sayangnya, industri yang sedang tumbuh ini tidak diikuti oleh model bisnis kewirausahaan yang suportif. Perusahaan rekaman besar, daripada mencari cara untuk kembali meningkatkan kembali penjualan album rekaman, mulai mengambil core revenues pemain-pemain kecil untuk mengatasi masalah penurunan penghasilan akibat pembajakan. Sebagai contoh, band-band yang akan menadatangani kontrak album rekaman dengan perusahaan besar diberikan kontrak kerjasama yang mengambil alih bisnis website, merchandising, hak publishing dan fee artis manajemen. Kesimpulannya adalah sumber penghasilan baru bagi perusahaan-perusahaan besar ini menciptakan mimpi buruk bagi pemain-pemain kecil di industri musik, dan akan memperlambat pertumbuhan kewirausahaan musik populer di Indonesia.

Tendensi ini terjadi karena band-band baru (dan manajer mereka) tidak mempunyai pilihan lain jika mereka memang memilih untuk bekerjasama dengan perusahaan rekaman besar; selama perusahaan rekaman besar (major label) menjadi satu-satunya pilihan bagi band-band tersebut untuk mencapai pasar yang lebih besar. Selain itu, kebanyakan band baru, sekali lagi dengan manajer mereka, merasa bahwa memulai usaha untuk mendirikan bisnis sendiri, melakukan publishing atas lagu-lagu mereka, menjual album rekaman dan merchandise sendiri, atau bahkan menjual produk mereka lewat internet. Yang tentunya, usaha ini memerlukan kemampuan manajemen yang spesifik. Tetapi biasanya, musisi mendirikan usaha mereka sendiri pada saat sudah tidak terpakai lagi oleh major label. Yang menyedihkan dalam hal ini, band-band dan manajernya yang mengadaptasi cara kerja major label selama bertahun-tahun, kemungkinan besar akan menggunakan teknik dan metoda yang sama dengan pendahulu mereka. Perilaku dan cara berpikir seperti ini tidak akan merubah industri musik Indonesia untuk jangka panjang.

Apa sih ketakutan terbesar dari sebuah sukses band yang mencuat ? Selain mengaku takut tidak bisa berkarya lagi, ketakutan terbesar dari sebuah sukses band adalah soliditas band !

Banyak band yang sempat ngetop bubar, karena personilnya sudah tidak solid lagi. Personilnya sudah makin mengedepankan ego. Personilnya makin merasa lebih penting dibanding personil lainnya. Yang terjadi, ketidaksolidan dan buntutnya adalah bubar. Atau kalau tidak bubar, gonta-ganti personil menjadi menu wajib dari band tersebut.

Tidak selalu jelek memang, karena ada yang ketika masuk personil baru, justru menemukan ritme dan sentuhan baru. Memang tidak mudah menjaga soliditas sampai tahunan. Banyak alasan yang bisa diungkapkan. Tapi belajar menjaga kekompakan dan keutuhan band, sebagai syarat eksistensi yang kokoh, tampaknya penting banget.

Untuk bertahan sampai puluhan tahun, tentu perlu riset yang mendalam. Tapi sebagai sebuah wacana yang perlu diungkap terus menerus, ada beberapa hal penting yang bisa dicoba agar siap punya band yang kokoh, eksis, solid dan sukses tentu saja.

  1. Mutu dan soliditas sebuah band tercermin dalam mutu relasi dan pertalian antar personil dalam band . Masing-masing personil harus jelas dalan mengatur nilai dan hubungan, karena hal itu bisa membuat sebuah band makin kuat, atau justru makin terbuka untuk bubar. Saling bertanya tentang perubahan dan sikap yang tidak mengenakkan, akan sangat membantu memperkokoh ikatan antar personil dalam sebuah grup band.
  2. Bukan tanpa alasan, personil band menjadi satu tim karena mempunyai cita-cita sukses yang sama. Mungkin masing-masing mempunyai persepsi berbeda dalam sebuah bermusik, yang terpenting selain diatas adanya kemauan dan totalitas dalam bermusik.
  3. Semua personil jangan saling menggantungkan obsesi kepada personil lain. Bermimpilah bersama, tapi jangan melempar mimpi itu kepada orang lain. Sama-sama bekerja keras tanpa ada yang merasa lebih keras dibanding yang lain.
  4. Kekompakan dan keutuhan itu berasal dari upaya mengubah pola pikir egosenstris, punya semangat tinggi dan visi pribadi serta kelompok yang jelas dan menantang. Alangkah indahnya kalau disediakan waktu untuk ngobrol bersama dan berdiam bersama karena akan menumbuhkan tingkat emosianal kebersamaan/persodaraan antar personil.
  5. Saling evaluasi tanpa tendensi menjatuhkan atau ingin terlihat lebih menonjol. Evaluasi menjadi hal penting atas dasar catatan masing-masing personil mengenai apa yang sudah dikerjakan bersama dan hasil yang sudah dicapai. Contohnya : ketika membuat aransemen untuk lagu baru, mungkin salah satu dari personil ada yang diandalkan, tapi tidak salah juga kalau untuk minta saran atau pendapat personil lain karena ini merupakan pengembangan akan materi lagu untuk mencapai kesempurnaan sebuah karya.
  6. Kalau memang punya visi dan harapan untuk berkembang, masing-masing personil harus berani memberi catatan sikap positif dan negative dari diri sendiri. Menemukan kekurangan dan kelebihan, akan sangat membantu menempatkan posisi sebuha grup band kelak. Fokus pada kekuatan dan kelebihan talenta, tapi bisa mengendalikan kelemahan yang mungkin merusak keutuhan sebuah band.
  7. Sebagai satu tim, harus punya pemimpin, leadership, manajerial, manajemen dan target suksesnya. Ini penting, supaya semua bisa bergerak bersama.
  8. Temukanlah eksistensi dan jati diri sebagai satu kelompok utuh, akan membantu kemana band ini akan dibawa. Belajar terus menerus adalah sebuah keharusan. Inovasi, keluar dari rasa nyaman ketika sukses, akan memberi tantangan terus menerus untuk berkembang lebih baik.
  9. Manajemen band harus memberikan dukungan yang mantap, punya kreativitas dan cara memandang jauh ke depan. Untuk menerobos setiap perubahan yang terjadi pada industri itu musik.
  10. Memulai pembicaraan yang jujur. Ini akan menghilangkan kecurigaan, salah sangka dan pikiran negatif. Kendalikan jadwal latihan atau manggung dan beri waktu untuk rileks dan menikmati hari tanpa berpikir soal musik.
  11. Masing – masing personil termasuk manajemen, harus punya rencana A atau rencana B. Menurut ilmu manajemen yang saya kutip dari Peter F, Drucker, masing-masing orang harus bisa mengembang rencana B bahkan sebelum selesai mencapai rencana A.
  12. Kalau sudah ngetop, popular dan banyak fans, akan ada banyak godaan dan tantangan dari luar. Sebuah band tidak boleh menjadi “korban” kekuatan dari luar itu. Jangan “liar” dengan jadwal manggung atau konser, tapi kendalikan diri dan cari yang terbaik supaya nyaman dan aman. Karena dengan nyaman, bermusik akan lebih bisa dinikmati sehingga memunculkan kualitas dan pada akhirnya kepuasanlah yang akan didapat baik sebuah band, manajerialnya dan para pendengarnya.
  13. Harus sadar, bahwa popularitas akan membaurkan masing-masing personil dalam kehidupan dan pekerjaan pribadi. Risiko yang harus diterima adalah sering kehilangan waktu berharga bersama orang-orang yang dicintai. Pemahaman ini penting, karena kalau tidak diselesaikan, kelak bisa timbul masalah akan pemahaman visi misi kedepan. Bersikap toleranlah terhadap segala sesuatunya.
  14. Sebuah band harus punya niat dan tujuan yang konsisten.
  15. Visi yang jelas akan membuat sebuah band mempunyai keberanian yang riil untuk memberikan yang terbaik bagi fans dan industrinya sendiri. Tentunya akan bermanfaat untuk personil bandnya juga.
  16. Kunci menuju kesuksesan sebuah band besar adalah integritas band itu sendiri. Mengerjakan hal-hal yang sudah biasa, dengan konisten dan terbaik. Percaya atau tidak, integritas band (dan para personilnya), dibangun atau dihancurkan oleh hal-hal sepele yang sudah mejadi rutinitas. Jaga hal itu.




No comments:

Post a Comment